Sekitar tahun 2000 hingga kini tren penggunaan minyak kelapa makin meningkat terutama jenis Virgin Coconut Oil (VCO) alias minyak kelapa murni. VCO ini diolah dengan beberapa metode. Diantaranya adalah metode pemanasan dengan suhu dibawah 60o, cara fermentasi (seperti dengan cuka nira atau ragi tempe), dengan pancingan (yaitu VCO itu sendiri sebagai pancingan), dan dengan cara sentrifugasi (pengocokan).
Peneliti LIPI pada Juli 2009 juga telah mempublikasikan pembuatan minyak kelapa sehat dengan proses fermentasi dengan ragi (inokulum) tempe. Ragi tempe dinilai paling sehat dengan ongkos yang murah. Tetapi seiring perkembangan ilmu pengetahuan pengolahan VCO fermentasi mulai ditinggalkan karena dianggap kurang berkualitas. Saat ini metode yang dianggap paling baik adalah metode sentrifugasi. Bahan yang diolahpun berkembang yang awalnya diolah dari kelapa tua biasa, kemudian saat ini yang banyak dikembangkan adalah diolah dari kelapa tua yang diteduhkan selama ± 1 bulan untuk meningkatkan kualitas minyak yang dihasilkan. Bahkan salah satu produsen VCO di wilayah Rangkasbitung mengolah VCO sebagian besar dari kelapa hijau yang konon kualitasnya jauh lebih baik.
Karena
begitu boomingnya berita keampuhan pengobatan dengan VCO, maka berbagai penelitianpun
dilakukan oleh para ahli.
Salah
satunya adalah dr Zainal Gani, dokter yang juga menjadi pengarang buku Bebas
Segala Penyakit Dengan VCO.
Menurut dokter Zainal, VCO memiliki kandungan asam laurat yang tinggi. Asam laurat merupakan asam lemak jenuh berantai sedang atau disebut juga dengan medium chain fatty acid (MCFA). Asam lemak ini sangat mudah diserap oleh tubuh, tidak ditimbun dulu sebagai lemak seperti asam lemak berantai panjang.
Beberapa penelitian ilmiah menemukan beragam manfaat VCO bagi kesehatan dan pengobatan penyakit. VCO diyakini mampu mengatasi beragam ganguan kesehatan, seperti penyakit saluran pencernaan dan penyakit degeneratif. Menurut standar internasional, VCO baru akan berkhasiat jika di dalam minyak kelapa murni ini terkandung asam laurat minimal sebanyak 25%.
Berdasarkan pengalaman pribadi, dokter Zainal mengutarakan bahwa VCO mampu menurunkan kadar gula darah. Sebagai pengidap diabetes mellitus, dokter Zainal melakukan percobaan terhadap dirinya sendiri. Hasilnya, kandungan gula darahnya turun dari 265 menjadi 165 ml/dl dalam kurun waktu semalam. Hal itu dia alami setelah dia mengonsumsi VCO 30 cc sebanyak 3 kali sehari.
Selain itu menurut dokter Zainal, VCO juga bermanfaat mengurangi risiko kanker. Asam lemak jenuh rantai sedang dalam VCO dipercaya dapat bersifat sebagai anti karsinogenik yang mampu mencegah dan memerangi agen-agen karsinogenik pemicu timbulnya sel kanker.
Jika Anda punya masalah dengan gigi, Dr. Zainal juga menyarankan untuk mengonsumsi VCO. Menurutnya, MCFA VCO di dalam tubuh dapat mempermudah penyerapan mineral seperti Mg dan Ca, yang termasuk mineral penting dalam pembentukan dan perawatan gigi. Asam lemak VCO di dalam tubuh juga akan diubah menjadi zat yang bersifat sebagai antimikroba. Antimikroa inilah yang akan memerangi bakteri penyebab masalah gusi dan gigi berlubang.
Hasil penelitian dr Condrado Dayrit asal Filipina menunjukkan bahwa asam laurat dan asam kaprat yang terkandung di dalam VCO mampu membunuh virus. Di dalam tubuh, asam laurat diubah menjadi monolaurin sedangkan asam kaprat berubah menjadi monokaprin. Senyawa ini termasuk senyawa monogliserida yang bersifat sebagai antivirus, antibakteri, antibiotik dan antiprotozoa. Monokaprin ini yang digunakan pada suplemen bermerek Capricidin untuk memerangi virus HIV.
Berbagai informasi tentang manfaat VCO tersebut memberikan harapan baru akan munculnya sebuah zat yang bisa bermanfaat untuk kesehatan manusia. Meskipun demikian sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti mekanisme yang mendasari berbagai manfaat VCO. Artinya, masih perlu dilakukan penelitian mendalam tentang manfaat VCO sebelum dipastikan bahwa senyawa ini memang bermanfaat bagi kesehatan.
Menurut dokter Zainal, VCO memiliki kandungan asam laurat yang tinggi. Asam laurat merupakan asam lemak jenuh berantai sedang atau disebut juga dengan medium chain fatty acid (MCFA). Asam lemak ini sangat mudah diserap oleh tubuh, tidak ditimbun dulu sebagai lemak seperti asam lemak berantai panjang.
Beberapa penelitian ilmiah menemukan beragam manfaat VCO bagi kesehatan dan pengobatan penyakit. VCO diyakini mampu mengatasi beragam ganguan kesehatan, seperti penyakit saluran pencernaan dan penyakit degeneratif. Menurut standar internasional, VCO baru akan berkhasiat jika di dalam minyak kelapa murni ini terkandung asam laurat minimal sebanyak 25%.
Berdasarkan pengalaman pribadi, dokter Zainal mengutarakan bahwa VCO mampu menurunkan kadar gula darah. Sebagai pengidap diabetes mellitus, dokter Zainal melakukan percobaan terhadap dirinya sendiri. Hasilnya, kandungan gula darahnya turun dari 265 menjadi 165 ml/dl dalam kurun waktu semalam. Hal itu dia alami setelah dia mengonsumsi VCO 30 cc sebanyak 3 kali sehari.
Selain itu menurut dokter Zainal, VCO juga bermanfaat mengurangi risiko kanker. Asam lemak jenuh rantai sedang dalam VCO dipercaya dapat bersifat sebagai anti karsinogenik yang mampu mencegah dan memerangi agen-agen karsinogenik pemicu timbulnya sel kanker.
Jika Anda punya masalah dengan gigi, Dr. Zainal juga menyarankan untuk mengonsumsi VCO. Menurutnya, MCFA VCO di dalam tubuh dapat mempermudah penyerapan mineral seperti Mg dan Ca, yang termasuk mineral penting dalam pembentukan dan perawatan gigi. Asam lemak VCO di dalam tubuh juga akan diubah menjadi zat yang bersifat sebagai antimikroba. Antimikroa inilah yang akan memerangi bakteri penyebab masalah gusi dan gigi berlubang.
Hasil penelitian dr Condrado Dayrit asal Filipina menunjukkan bahwa asam laurat dan asam kaprat yang terkandung di dalam VCO mampu membunuh virus. Di dalam tubuh, asam laurat diubah menjadi monolaurin sedangkan asam kaprat berubah menjadi monokaprin. Senyawa ini termasuk senyawa monogliserida yang bersifat sebagai antivirus, antibakteri, antibiotik dan antiprotozoa. Monokaprin ini yang digunakan pada suplemen bermerek Capricidin untuk memerangi virus HIV.
Berbagai informasi tentang manfaat VCO tersebut memberikan harapan baru akan munculnya sebuah zat yang bisa bermanfaat untuk kesehatan manusia. Meskipun demikian sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti mekanisme yang mendasari berbagai manfaat VCO. Artinya, masih perlu dilakukan penelitian mendalam tentang manfaat VCO sebelum dipastikan bahwa senyawa ini memang bermanfaat bagi kesehatan.
VCO melawan
stroke. Menurut dr H Hardhi Pranata SpS, neurologis RS Gatot Soebroto Jakarta,
stroke antara lain dipicu oleh pengerasan pembuluh darah. Pengerasan itu dapat
dicegah oleh hormon progesteron pada pria dan estrogen (wanita). Itulah
sebabnya pada kaum perempuan, stroke umumnya menyerang wanita menopause
lantaran kecilnya kadar estrogen. ?VCO kaitannya dengan hormon adalah
meningkatkan kadar pregnenolone (bahan progesterone dan estrogen, red ).
Pregnenolone itu punya efek antioksidan, antipenuaan. Itu yang menyebabkan VCO
punya efek antiheterogenik, di samping membunuh kuman penyebab penyumbatan
pembuluh darah, ia juga mengaktifasi hormon yang meningkatkan metabolisme tubuh
menjadi lebih baik, ? ujar ahli saraf itu.
VCO tokcer menurunkan kadar kolesterol. Itu
dibuktikan oleh dr .Probosuseno SpPD dari RS Sardjito Yogyakarta terhadap 10
pasien berkadar kolesterol tinggi. Pada riset itu kelahiran Sukoharjo itu
menghentikan pemberian obat antikolesterol. Dua pekan setelah konsumsi VCO
-dosis 3 kali sendok makan per hari -kadar kolesterol mereka kembali diukur.Hasilnya, kadar kolesterol mereka turun. Sayang, dokter spesialis penyakit dalam itu menolak membeberkan persentase turunnya kolesterol lantaran saat ini tengah meneliti ulang pada 30 pasien untuk memperoleh hasil lebih objektif. ?Lemak dalam VCO bisa dipakai secara cepat. VCO asam lemak jenuh rantai sedang sehingga tak perlu mengikuti jalur yang lazim seperti mentega. VCO langsung diserap tubuh, ? ujar dokter yang bercita-cita semua penyakit dapat diatasi dengan obat asli Indonesia itu.
Pemanfaatan VCO kian luas untuk mengatasi beragam penyakit. Dokter Hardhi Pranata meresepkannya untuk pengidap epilepsi, migrain, vertigo, dan sakit kepala. Secara umum, VCO memberikan efek positif bagi para pasien. Pasien epilepsi dari Serang, Provinsi Banten, contohnya. Sebut saja Alamanda, semula kerap kejang, 23 -30 kali sehari. Sel saraf Alamanda mengalami kerusakan setelah menderita campak. Untuk menangani epilepsi, Hardhi tetap memberikan obat antikejang.
Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu juga meresepkan VCO. Dengan tambahan minyak kelapa murni, frekuensi kejang Alamanda turun drastis, 2 -3 kali sebulan. ?Kejang-kejang dapat dinetralisir oleh VCO sehingga dapat dijadikan sebagai makanan tambahan yang membantu meningkatkan daya imun pasien, ? kata pria 54 tahun itu. Ahli saraf itu menuturkan, ?Ini suatu kasus yang membuka cakrawala baru bagi peneliti VCO. Penggunaan VCO mengurangi kejang-kejang pada penyakit epilepsi.?
Banyak pasien pecandu narkotika dan psikotropika lain di RS Ketergantungan Obat Fatmawati Jakarta Selatan yang mengkonsumsi VCO. Semula seorang pasien melapor kepada dr Yuliani Dahlan yang menanganinya, ?Dok, saya dikasih VCO. Saya coba ternyata enak. Boleh ngga diteruskan?? Alumnus Universitas Negeri Sebelas Maret itu mengizinkan konsumsi VCO setelah mempelajari dan mengecek proses pembuatan minyak perawan di sebuah produsen.
Para pecandu narkoba itu mengkonsumsi minyak dara 3 kali sehari masing-masing 1 -2 sendok makan. Konsumsi itu sejam setelah obat-obatan medis. Hasilnya memang menggembirakan. ?Efek paling menonjol adalah tubuh pasien lebih sehat, sebelumnya tampak lemas. ? Wajar pecandu narkoba lemas lantaran mereka hidup seenaknya:lupa tidur dan lupa makan, sehingga kesehatan terganggu. Oleh karena itu daya tahan tubuh dan stamina mereka harus diperbaiki. Salah satu caranya dengan konsumsi VCO secara rutin.
Menurut Prof Dr Muchtan Suyatno, ketua Rehabilitasi Narkoba RS Hasan Sadikin Bandung, penyembuhan narkoba bukan tergantung pada suatu jenis obat apa pun. ?Jadi penyembuhannya bagaimana ia bisa sadar untuk tidak menggunakan lagi. Kalau dari luar tubuh yang penting asupan makanan agar racun itu keluar dari tubuh. Sebenarnya pakai air putih yang banyak, asal dia bisa kencing lebih banyak, tak masalah, ? papar Muchtan. . Tentang pemanfaatan VCO, Muchtan mengatakan, ?Ya uji klinisnya saja belum ada. Cuma digembar-gemborkan kalau punya efek ini-itu. Itu kan berarti masih belum ada kepastian. ?
Di RS Mardi Rahayu, Kudus, Jawa Tengah, dr Philemon Konoralma, SpPD pun meresepkan VCO. Kelahiran Maluku Tenggara Barat 27 Februari 1944 itu tak serta-merta menyodorkan minyak dara kepada pasien. Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin itu lebih dulu meneliti manfaat VCO untuk kesehatan. Kasus yang diamati adalah dirinya sendiri dan ayah mertua yang menderita diabetes mellitus.
Telah banyak
media elektronik maupun media cetak yang mempublikasikan keampuhan VCO dalam
mengobati beragam penyakit mulai dari penyakit ringan hingga penyakit kronis.
Kami mencoba
mewawancarai salah seorang produsen VCO yang terdekat dengan wilayah kami yaitu
produsen Batrisyia VCO. Beliau mengaku kebanjiran order VCO kelapa hijaunya dari
berbagai daerah di pelosok tanah air. Setumpuk resi pengiriman ke berbagai daerahpun
diperlihatkan pada kami. Para pembeli VCO kelapa hijau yang diolahnya yang
berasal dari berbagai pelosok itu memiliki masalah yang berbeda-beda. Mulai
dari masalah kesehatan ringan (seperti jerawat, rambut rusak, eksim, herpes,
diabetes, kolesterol, wasir, dll) hingga masalah kesehatan yang serius (seperti
kanker, HIV, kista, dll).
“Biasanya
kami akan menghubungi kembali para pembeli itu setelah beberapa hari menerima
VCO kami, kami ingin mengetahui perkembangan penyakit pembeli VCO kami setelah
beberapa hari mengkonsumsi VCO kami. Dan alhamdulillaah kami selalu mendapat
kabar baik dari mereka bahwa penyakit yang diderita mereka berangsur-angsur
sembuh” Ujar Zahra pemilik usaha Batrisyia VCO yang kami temui.
Berdasarkan
hasil uji Balai Besar Industri Agro Kementrian Perindustrian RI,
kandungan asam laurat Batrisyia VCO adalah 51,97%. Asam laurat inilah
yang didaulat sebagai agen penyembuh berbagai macam penyakit.
“Awalnya
saya hanya ingin mengobati diri sendiri yang sempat didiagnosa terkena kanker
serviks dan saya juga punya wasir yang cukup parah. Saya memproduksi VCO untuk
mengobati penyakit-penyakit saya itu. Ternyata alhamdulillaah penyakit-penyakit
yang saya derita berangsur-angsur sembuh dan sekarang saya merasa sehat wal’afiat.
Sejak saat itulah saya mulai menggeluti usaha memproduksi VCO untuk dijual
bebas.” Demikian yang diceritakan wanita yang profesi sebelumnya adalah dosen
di salah satu sekolah tinggi swasta dan sejak tahun 2003 hingga saat ini masih mengelola
lembaga kursus bahasa asing, sempoa, dan bimbel. Memproduksi sekaligus
memasarkan VCO kelapa hijau yang diproduksinya merupakan pekerjaan sampingan
yang ternyata jauh lebih diminati oleh masyarakat.
Dari
produksi VCO kelapa hijau ini mereka menghasilkan produk samping berupa Minyak
kelapa goreng. Minyak kelapa yang dihasilkan ini selain untuk minyak goreng
sehat digunakan juga untuk industri kosmetik dalam pembuatan sabun, pelembab,
minyak urut, sabun cair non kimia, dll.
VCO kelapa hijau produk Batrisyia VCO ini sangat khas beraroma kelapa dan karakteristiknya cocok untuk bahan pembantu kosmetika. Ketika ditambahkan pewangi sebagai minyak pelembab, campuran tersebut terlarut sempurna dan aroma bertahan lebih dari sebulan. Sebagai oleh-oleh, kamipun diberi beberapa botol Batrisyia VCO.
VCO kelapa hijau produk Batrisyia VCO ini sangat khas beraroma kelapa dan karakteristiknya cocok untuk bahan pembantu kosmetika. Ketika ditambahkan pewangi sebagai minyak pelembab, campuran tersebut terlarut sempurna dan aroma bertahan lebih dari sebulan. Sebagai oleh-oleh, kamipun diberi beberapa botol Batrisyia VCO.
Menurut dr H
Hardhi Pranata SpS, VCO itu sudah dapat dikatakan sebagai obat, tetapi tidak
memiliki kriteria sebagai obat. Kalau suatu obat menurut definisi farmakologi
yaitu suatu bahan kimia yang diberikan pada orang dengan dosis tertentu, waktu
tertentu, pada orang tertentu, dan biasanya bila digunakan dalam jumlah banyak
akan menimbulkan keracunan. Nah, ini tidak berlaku pada VCO (karena tidak
menimbulkan keracunan, red). Pro-kontra hal yang lumrah, termasuk pro-kontra
dokter dalam meresepkan VCO bagi pasien. Sekarang, keputusan ada di tangan
konsumen: mengkonsumsi atau menjauhi VCO. Yang harus diingat, konsekuensi
selalu seiring sejalan dengan keputusan. Bukankah, minyak yang jauh lebih
berbahaya karena mudah trans seperti minyak goreng, sehari-hari menjadi
santapan masyarakat kita? Sementara VCO terbukti secara ilmiah aman bagi tubuh.
(Sanggiliandini, Rangkasbitung News, Agustus 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar